Assalamualaikum Wr.Wb
dan Salam Sejahtera bagi kita semuanya, dalam kehidupan sehari-hari kita banyak
melihat dan menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan sebuah
keluarga. kejadian itu ada yang bersuasana bahagia, sedih, dan senang, berikut
ini ada sebuah cerita tentang anak kecil yang sukses di usia mudah dalam
keluarganya. seperti apa cerita tersebut, silahkan baca cerita ini sampai habis!
MIMPI ANAK KECIL
Dikota yang begitu ramai hiduplah sebuah keluarga
yang hanya berkecupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka memiliki
seorang anak laki-laki yang bernama
Satria Pratama, nama yang kedua orang tuanya berikan dari perpaduan nama
bapaknya dan nama bapak dari ibunya. Menurut sejarah keturunan, baik dari bapak
maupun dari ibu Satria belum pernah ada keturunan diantara keduanya yang sukses
dimasa dewasanya.
Satria sendiri pada usianya yang
ke-tiga tahun sampai lima tahun telah mencerminkan kelakuan-kelakuan baiknya.
Apapun yang diajarkan yang baik oleh orang tuanya dan orang lain selalu ia
dengarkan dan ia kerjakan, Satria sendiri merupakan anak yang banyak bersyukur
ataas segala yang ia miliki walaupun tidak bermewah-mewah.
Dia tinggal bersama
kedua orang tuanya dikontrakan yang bersampingan dengan pemiliknya yang merupakan
orang yang kaya raya. Pemiliknya merupakan orang yang baik pada awalnya tetapi
pada suatu saat ada orang lain yang mau
mengontrak ke kontrakan itu dia dapat membayar yang jauh lebih mahal
Nama pemilik kontrakan itu sendiri
adalah Yoman, keesokan harinya setelah ia bertemu dengan orang yang baru ingin mengontrak dikontrakannya ia
menemui keluarga pak Satria, dia berkata
“
pak sebelumnya saya minta maaf “
“
memangnya bapak salah apa sama kami “kata pak Satria
“
bukan salah apa apa pak”
“
coba jelaskan ada apa “
“
begini pak Satria ada tetangga baru yang ingin mengontrak dikontrakan ini dia
adalah pengusaha yang baru pinda, begitulah dari luar negeri “
“
jadi maksudnya kami harus pergi dari kontrakan ini pak, “ kata Satria
“iya
begitulah nak, bapak minta maaf sekali ya sama keluargamu”
“Satria
(menangis)”
“
iya pak tidak apa-apa kami ikhlas kok pergi dari kontrakan bapak ini,” kata ibu
Satria.”
“
kami beres barang-barang dulu ya pak yoman”, iya buk silahkan.
setelah
selesai membereskan barang-barang Satria dan orang tuanya pamit kepada pak
yoman.
“
pak kami pergi dulu ya, terimakasih atas segala pertolongan bapak” (kata pak
Satria)
“iya
pak sekali lagi saya minta maaf ya”. (Lalu satria dan orang tuanya pergi)
Di
dalam perjalanannya Satria selalu menengok di sekelilingnya yang semuanya
merupakan bangunan-bangunan rumah yang mewah. Telah lama mereka berjalan sampai
datang malam hari, mereka tertidur diteras rumah tetangga di balik mobil yang
berjejeran mewah. Setelah tidur di pertengahan malam Satria bermimpi bahwa
dirinya sedang berada ditempat yang mewah dan berada dirumah yang megahdia
bertemu didalam mimpinya dengan pemilik rumah tersebut. Mereka kemudian
berbicara,
“
Assalamualaikum nak”,
“
Walaikumsalam pak,”
“
Namamu siapa nak?”
“
Nama saya adalah Satria Pratama, bapak sendiri?,”
“Nama
bapak adalah Samsaputra, biasa dipanggil putra ”
“
kenapa bapak ada disini sendirian”.
“
Bapaklah pemilik rumah ini nak, kamu sendiri kenapa disini?”
“
saya tidak tahu pak kenapa saya disini, saya minta maaf pak”
“
tidak apa apa nak, silahkan duduk dulu,”
“iya
pak terimakasih banyak”,
“
apakah kamu mau makan nak?,”
“tidak
nanti ngerepotin pak, gak usah”
“
gak apa apa nak kamu juga pasti belum makankan?”
“
iya pak”
Kemudian
pak putra memberikan makanan kepada Satria dan setelah Satrria selesai makan
pak putra bertanya lagi,
“
apakah kamu orang yang kaya nak?”
“tidak
pak, melaikan aku adalah orang yang miskin”
“
Adakah niatmu untuk menjadi orang sukses?”
“
iya tentu saja ada pak, tapi saya rasa itu hal yang tidak mungkin kulakukan”
“
Nak segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin untuk kita dapatkan,
buktinya bapak sendiri menjadi orang yang sukses sekarang”.
“memangnya
bapak dulu orangnya sama seperti saya, dimasa lalu bapak?”
“
iya tentu saja nak, bahkan lebih dari keadaanmu sekarang”.
“
bagaimana bisa dapat sampai seperti ini”
“
ceritanya panjang Satria, tapi bapak dulu ada kejadian yang membuat bapak
menjadi sukses seperti ini. Waktu itu saat bapak masih SD, bapak dikucilkan
oleh teman teman bapak karena bapak tidak mampu bergaya hidup seperti mereka
yang serba kecukupan.
Bapak suka menyendiri merenungkan segala yang terjadi
waktu itu, saat itu bapak melihat ada sekelompok semut yang bersama-sama
membawa kecoak yang besar keatas pohon
saat sampai di dahan pohon itu semua semut itu meletakkan kecoak yang besar
itu, semut-semut itu kelihatannya tidak ada yang merasa keberatan menolong
kecoak itu, sampai akhirnya kecoak itu bergerak dan berdiri kembali.
Disini
bapak mulai bersemangat, bekerja keras ditambah dengan berdoa bahwasannya bapak
sanggup untuk memikul beban yang besar untuk mencapai puncak kesuksesan, maka
bapak berpesan kepadamu nak bermimpilah kamu untuk sukses walaupun usiamu masih
muda”. Kemudian Satria bangun dari mimpinya
itu ternyata telah tiba waktu subuh. Kemudian Satria membangunkan kedua
orangtuanya untuk shalat subuh dan kebetulan
suara adzannya sudah berkumandang dihalaman itu.
Setelah usai shalat subuh Satria dan orang tuanya keluar
masjid, kemudian ada seorang bapak yang menghampiri mereka.
“Nak
kalian mau kemana, kok bawak barangnya banyak sekali “
“
kami tidak tau pak harus kemana, kami tidak punya tempat tinggal”. Kata pak
Satria.
“
iya pak kami diusir dari kontrakan kami”
“
oh, jadi itu alasannya kalian bawak barang sebanyak ini. Bagaimana kalau kalian
tinggal ditempat bapak gak jauh darisini kok, kalau kalian mau “.
“
tapi entar ngerepotin pak”, kata satria
“gak
nak, malah tidak ngerepotin sama sekali, malah bapak bertambah senang kalau
seandainya kalian mau tinggal sama
bapak”.
“iya
pak terimakasih banyak”.
Setelah sampai di depan rumah pak
Kodir namanya, Satria dan orang tuanya bersyukur karena bisa ada tempat tinggal. Mereka hidup
sederhana dirumah pak Kodir. Hari itu Satria pergi kesungai mencari ikan, di
sungai itu dia melihat banyaknya gerombolan ikan yang mendekati pancingnya.
Karena Satria mengasih umpan pancingnya sebutir nasi yang sufdah matang, Satria
sempat terkejut melihat kejadian itu dan melanjutkan memancingnya sampai dia
mendapatkan satu kantong ikan sungai yang cukup besar.
Di dalam perjalnan
pulangnya Satria memikirkan apa yang menjadi mimpinya tadi malam dia teringat
pesan dari pak Putra “ jadilah orangn yang sukses” kemudian ada mobil tiba-tiba
berhenti di depannya dan berkata,
“
Nak siapa namamu?” kata pak Torik pengendara mobil itu.
“
nama saya Satria pak”
“oh,
nak Satria nama yang bagus, Satria apakah ikan-ikanmu ini ingin kamu jual, kalu
kamu jual bapak mau membelinya”.
“kalau
bapak mau ikannya kita bagi dua aja pak, gausah dibayar”.
“iya
enggaklah nak, kamukan susah mencari ikannya ini, ini uang jalan untuk kamu”.
“
ya ampun pak uangnya banyak sekali, ini kelebihan loh pak”.
“
gak apa-apa nak ambil aja”
“
terimakasih pak”
“iya
nak sma sama bapak pergi dulu ya, terimakasih
ikannya”. Kemudian pak Torik meninggalkan Satria.
Satria kemudian berpikiran bahwa
dengan cara berjualan ikan dia bisa untuk sekses, hari esok dan selanjutnya
Satria semakin semangat menjual barang-barang miliknya, menjual barang milik
orang lain dengan keuntungannya dibagi dua. Setiap hari hasil jualannya itu
ditabungnya oleh Satria untuk modal usaha dan membangun rumah sendiri dari
hasil usahanya itu.
Tidakklah pernah ada rasa malu danragu baginya untuk mulai
bekerja diwilayah yang masih muda.
Setelah mimpinya terwujudkan untuk membangun rumah dan modal usahanya sudah
cukup Satria kemudian membuka usaha martabak manis. Setiap hari penjualan
martabaknya terus bertambah sampai-sampai dia mengangkat tiga karyawan untuk
membantu mengembangkan usahanya itu.
Orang tua dan keluarganya bangga
sekali karena dia dapat membahagiakan orangtua dan keluarganya, disampin itu
dia tidak luoa untuk selalu bersedekah dan membantu orang lain yang
membutuhkan. Sampai suatu saat ada seorang ilmuan dari luar negeri yang mampir
ingin membeli martabaknya, kemudian Satria berbicara dengan ilmuan itu namanya
Kanjeng Widoi.
“
Nak siapa namamu?”
“
namaku adalah Satria pak”
“kamu
kerja disini?”
“
iya pak, sekaligus sayalah pemilik usaha ini, usaha yang saya impikan dari
kecil dan sekarang usia saya sudah 9 tahun”.
“
wah, kamu hebat nak. Tidakklah banyak orang yang sudah punya mimpi sepertimu
yang usia nya masih begitu muda”.
“sekarang
kamu sudah kelas berapa nak?”
“sekarang
saya kelas 3 SD pak”
“oh,
iya nak saya pesan martabaknya 3 lagi ya dibungkus buat teman kantor saya”.
“iya
tunggu ya pak”,tidak lama kemudian “ ini martabaknya pak”
“
iya nak terimakasih, kalu kamu ada waktu bisa langsung saja kekantor bapak, ini
kartu nama saya” lalu disimpannya kartu nama itu oleh Satria.
Lima tahun kemudian di usianya yang
ke-14 tahun Satria menemui bapak prof.Kanjeng Widoi yang beberapa tahun silam
bertemu dengannya. Sampai di kantor Prof tersebut, Satria disambut dengan baik,
disana dia diajarkan untuk menambah mimpinya yang dia impikan. Hingga dia
menjadi Prof termuda diantara Prof lainnya.
Link terkait:https://desaulakpandan.blogspot.com/2020/05/desa-ulak-pandan.html
Link terkait:https://desaulakpandan.blogspot.com/2020/05/desa-ulak-pandan.html