Jumat, 24 April 2020

Cerita motivasi yang menginspirasi agar menjadikan diri lebih baik

 

Assalamualaikum Wr.Wb dan Salam Sejahtera bagi kita semuanya, dalam kehidupan sehari-hari kita banyak melihat dan menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan sebuah keluarga. kejadian itu ada yang bersuasana bahagia, sedih, dan senang, berikut ini ada sebuah cerita tentang anak kecil yang sukses di usia mudah dalam keluarganya. seperti apa cerita tersebut, silahkan baca cerita ini sampai habis!



MIMPI ANAK KECIL



Dikota yang begitu ramai hiduplah sebuah keluarga yang hanya berkecupan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka memiliki seorang anak laki-laki yang  bernama Satria Pratama, nama yang kedua orang tuanya berikan dari perpaduan nama bapaknya dan nama bapak dari ibunya. Menurut sejarah keturunan, baik dari bapak maupun dari ibu Satria belum pernah ada keturunan diantara keduanya yang sukses dimasa dewasanya.

Satria sendiri pada usianya yang ke-tiga tahun sampai lima tahun telah mencerminkan kelakuan-kelakuan baiknya. Apapun yang diajarkan yang baik oleh orang tuanya dan orang lain selalu ia dengarkan dan ia kerjakan, Satria sendiri merupakan anak yang banyak bersyukur ataas segala yang ia miliki walaupun tidak bermewah-mewah. 

Dia tinggal bersama kedua orang tuanya dikontrakan yang bersampingan dengan pemiliknya yang merupakan orang yang kaya raya. Pemiliknya merupakan orang yang baik pada awalnya tetapi pada suatu saat ada orang lain  yang mau mengontrak ke kontrakan itu dia dapat membayar yang jauh lebih mahal

Nama pemilik kontrakan itu sendiri adalah Yoman, keesokan harinya setelah ia bertemu dengan orang  yang baru ingin mengontrak dikontrakannya ia menemui keluarga pak Satria, dia berkata

“ pak sebelumnya saya minta maaf “
“ memangnya bapak salah apa sama kami “kata pak Satria
“ bukan salah apa apa pak”
“ coba jelaskan ada apa “
“ begini pak Satria ada tetangga baru yang ingin mengontrak dikontrakan ini dia adalah pengusaha yang baru pinda, begitulah dari luar negeri “
“ jadi maksudnya kami harus pergi dari kontrakan ini pak, “ kata Satria
“iya begitulah nak, bapak minta maaf sekali ya sama keluargamu”
“Satria (menangis)”
“ iya pak tidak apa-apa kami ikhlas kok pergi dari kontrakan bapak ini,” kata ibu Satria.”
“ kami beres barang-barang dulu ya pak yoman”, iya buk silahkan.

setelah selesai membereskan barang-barang Satria dan orang tuanya pamit kepada pak yoman.

“ pak kami pergi dulu ya, terimakasih atas segala pertolongan bapak” (kata pak Satria)
“iya pak sekali lagi saya minta maaf ya”. (Lalu satria dan orang tuanya pergi)

Di dalam perjalanannya Satria selalu menengok di sekelilingnya yang semuanya merupakan bangunan-bangunan rumah yang mewah. Telah lama mereka berjalan sampai datang malam hari, mereka tertidur diteras rumah tetangga di balik mobil yang berjejeran mewah. Setelah tidur di pertengahan malam Satria bermimpi bahwa dirinya sedang berada ditempat yang mewah dan berada dirumah yang megahdia bertemu didalam mimpinya dengan pemilik rumah tersebut. Mereka kemudian berbicara,

“ Assalamualaikum nak”,
“ Walaikumsalam pak,”
“ Namamu siapa nak?”
“ Nama saya adalah Satria Pratama, bapak sendiri?,”
“Nama bapak adalah Samsaputra, biasa dipanggil putra ”
“ kenapa bapak ada disini sendirian”.
“ Bapaklah pemilik rumah ini nak, kamu sendiri kenapa disini?”
“ saya tidak tahu pak kenapa saya disini, saya minta maaf pak”
“ tidak apa apa nak, silahkan duduk dulu,”
“iya pak terimakasih banyak”,
“ apakah kamu mau makan nak?,”
“tidak nanti ngerepotin pak, gak usah”
“ gak apa apa nak kamu juga pasti belum makankan?”
“ iya pak”

Kemudian pak putra memberikan makanan kepada Satria dan setelah Satrria selesai makan pak putra bertanya lagi,

“ apakah kamu orang yang kaya nak?”
“tidak pak, melaikan aku adalah orang yang miskin”
“ Adakah niatmu untuk menjadi orang sukses?”
“ iya tentu saja ada pak, tapi saya rasa itu hal yang tidak mungkin kulakukan”
“ Nak segala sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin untuk kita dapatkan, buktinya bapak sendiri menjadi orang yang sukses sekarang”.
“memangnya bapak dulu orangnya sama seperti saya, dimasa lalu bapak?”
“ iya tentu saja nak, bahkan lebih dari keadaanmu sekarang”.
“ bagaimana bisa dapat sampai seperti ini”
“ ceritanya panjang Satria, tapi bapak dulu ada kejadian yang membuat bapak menjadi sukses seperti ini. Waktu itu saat bapak masih SD, bapak dikucilkan oleh teman teman bapak karena bapak tidak mampu bergaya hidup seperti mereka yang serba kecukupan. 

Bapak suka menyendiri merenungkan segala yang terjadi waktu itu, saat itu bapak melihat ada sekelompok semut yang bersama-sama membawa kecoak yang besar keatas  pohon saat sampai di dahan pohon itu semua semut itu meletakkan kecoak yang besar itu, semut-semut itu kelihatannya tidak ada yang merasa keberatan menolong kecoak itu, sampai akhirnya kecoak itu bergerak dan berdiri kembali. 

Disini bapak mulai bersemangat, bekerja keras ditambah dengan berdoa bahwasannya bapak sanggup untuk memikul beban yang besar untuk mencapai puncak kesuksesan, maka bapak berpesan kepadamu nak bermimpilah kamu untuk sukses walaupun usiamu masih muda”. Kemudian Satria bangun dari mimpinya  itu ternyata telah tiba waktu subuh. Kemudian Satria membangunkan kedua orangtuanya untuk shalat subuh dan kebetulan  suara adzannya sudah berkumandang dihalaman itu.

Setelah usai  shalat subuh Satria dan orang tuanya keluar masjid, kemudian ada seorang bapak yang menghampiri mereka.

“Nak kalian mau kemana, kok bawak barangnya banyak sekali “
“ kami tidak tau pak harus kemana, kami tidak punya tempat tinggal”. Kata pak Satria.
“ iya pak kami diusir dari kontrakan kami”
“ oh, jadi itu alasannya kalian bawak barang sebanyak ini. Bagaimana kalau kalian tinggal ditempat bapak gak jauh darisini kok, kalau kalian mau “.
“ tapi entar ngerepotin pak”, kata satria
“gak nak, malah tidak ngerepotin sama sekali, malah bapak bertambah senang kalau seandainya kalian mau tinggal  sama bapak”.
“iya pak terimakasih banyak”.

Setelah sampai di depan rumah pak Kodir namanya, Satria dan orang tuanya bersyukur  karena bisa ada tempat tinggal. Mereka hidup sederhana dirumah pak Kodir. Hari itu Satria pergi kesungai mencari ikan, di sungai itu dia melihat banyaknya gerombolan ikan yang mendekati pancingnya. 

Karena Satria mengasih umpan pancingnya sebutir nasi yang sufdah matang, Satria sempat terkejut melihat kejadian itu dan melanjutkan memancingnya sampai dia mendapatkan satu kantong ikan sungai yang cukup besar. 

Di dalam perjalnan pulangnya Satria memikirkan apa yang menjadi mimpinya tadi malam dia teringat pesan dari pak Putra “ jadilah orangn yang sukses” kemudian ada mobil tiba-tiba berhenti di depannya dan berkata,

“ Nak siapa namamu?” kata pak Torik pengendara mobil itu.
“ nama saya Satria pak”
“oh, nak Satria nama yang bagus, Satria apakah ikan-ikanmu ini ingin kamu jual, kalu kamu jual bapak mau membelinya”.
“kalau bapak mau ikannya kita bagi dua aja pak, gausah dibayar”.
“iya enggaklah nak, kamukan susah mencari ikannya ini, ini uang jalan untuk kamu”.
“ ya ampun pak uangnya banyak sekali, ini kelebihan loh pak”.
“ gak apa-apa nak ambil aja”
“ terimakasih pak”
“iya nak sma sama bapak pergi dulu ya, terimakasih  ikannya”. Kemudian pak Torik meninggalkan Satria.

Satria kemudian berpikiran bahwa dengan cara berjualan ikan dia bisa untuk sekses, hari esok dan selanjutnya Satria semakin semangat menjual barang-barang miliknya, menjual barang milik orang lain dengan keuntungannya dibagi dua. Setiap hari hasil jualannya itu ditabungnya oleh Satria untuk modal usaha dan membangun rumah sendiri dari hasil usahanya itu. 

Tidakklah pernah ada rasa malu danragu baginya untuk mulai bekerja  diwilayah yang masih muda. Setelah mimpinya terwujudkan untuk membangun rumah dan modal usahanya sudah cukup Satria kemudian membuka usaha martabak manis. Setiap hari penjualan martabaknya terus bertambah sampai-sampai dia mengangkat tiga karyawan untuk membantu mengembangkan usahanya itu.

Orang tua dan keluarganya bangga sekali karena dia dapat membahagiakan orangtua dan keluarganya, disampin itu dia tidak luoa untuk selalu bersedekah dan membantu orang lain yang membutuhkan. Sampai suatu saat ada seorang ilmuan dari luar negeri yang mampir ingin membeli martabaknya, kemudian Satria berbicara dengan ilmuan itu namanya Kanjeng Widoi.

“ Nak siapa namamu?”
“ namaku adalah Satria pak”
“kamu kerja disini?”
“ iya pak, sekaligus sayalah pemilik usaha ini, usaha yang saya impikan dari kecil dan sekarang usia saya sudah 9 tahun”.
“ wah, kamu hebat nak. Tidakklah banyak orang yang sudah punya mimpi sepertimu yang usia nya masih begitu muda”.

“sekarang kamu sudah kelas berapa nak?”
“sekarang saya kelas 3 SD pak”
“oh, iya nak saya pesan martabaknya 3 lagi ya dibungkus buat teman kantor saya”.
“iya tunggu ya pak”,tidak lama kemudian “ ini martabaknya pak”
“ iya nak terimakasih, kalu kamu ada waktu bisa langsung saja kekantor bapak, ini kartu nama saya” lalu disimpannya kartu nama itu oleh Satria.
           
Lima tahun kemudian di usianya yang ke-14 tahun Satria menemui bapak prof.Kanjeng Widoi yang beberapa tahun silam bertemu dengannya. Sampai di kantor Prof tersebut, Satria disambut dengan baik, disana dia diajarkan untuk menambah mimpinya yang dia impikan. Hingga dia menjadi Prof termuda diantara Prof lainnya.


Link terkait:https://desaulakpandan.blogspot.com/2020/05/desa-ulak-pandan.html


2 komentar: